F1 News

My BlogCatalog BlogRank

Hitung Tikus California, Ilmuwan Gunakan Satelit

CALIFORNIA - Siapa bilang tikus adalah hewan yang tak penting? Pendapat itu dipatahkan oleh beberapa ilmuwan yang terpaksa menggunakan jasa satelit untuk menghitung jumlah tikus jenis Giant Kanguru.


Para ilmuwan tersebut sampai rela menggunakan satelit yang sama seperti yang digunakan oleh Israel untuk mempertahankan negara dari serangan lawan, karena mereka ingin menemukan lorong berlingkar yang dibuat sang tikus di dataran bumi ini ketika mengumpulkan makanan yang ditaruh di dekat liang tempat mereka berdiam. Dari penelitian ini diharapkan para ilmuwan ?niat? ini mendapatkan angka akurat total jumlah binatang pengerat ini.

Selain ingin mencari tahu soal jumlah, pembandingan foto-foto tangkapan satelit ini juga dimaksudkan untuk lebih memahami bagaimana populasi telah berfluktuasi menanggapi perubahan iklim, serta dengan berubah fungsinya air kanal daerah setempat dan lembah San Joaquin menjadi lahan olahan. Hal ini berpengaruh langsung terhadap tikus-tikus Giant Kanguru, karena spesies ini harus mencari makanan ke tempat yang lebih tinggi.

Selain itu informasi ini juga akan membantu ilmuwan menentukan kelayakan waktu ternak sapi untuk mengonsumsi rumput buatan sehingga memudahkan tikus-tikus untuk mencari makanan.

Penelitian ini menggunakan teknologi satelit yang berlangsung di dataran luas Carrizo, gurun berumput seluas 390 mil persegi, 150 mil sebelah barat daya dari Fresno, yang notabene adalah pusat konsentrasi berkurangnya populasi tikus Kanguru. Teknologi ini menggantikan penggunaan pengibaran fly-over dengan pesawat yang biasanya digunakan untuk mengadakan sensus penduduk.

"Dengan cara ini kami akan lebih cepat mengenali populasi apa yang mengalami penurunan di saat seharusnya mereka eksis," jelas seorang ahli biologi dari The Nature Conservancy Scott Butterfield seperti yang dikutip dari CNN, Senin (22/9/2008). "Bila populasi tersebut sudah di ambang kelangkaan inilah saatnya kami turun tangan," tambahnya.

Para ilmuwan ini merasa harus turut campur karena dengan naiknya curah hujan bisa meningkatkan pertumbuhan rumput buatan, yang berarti berkurangnya rumput yang biasanya menjadi makanan para tikus, dan mengindikasikan akan semakin sedikit keturunan yang akan dihasilkan. Bila tikus Kanguru mulai berkurang, hal itu berpengaruh juga terhadap spesies hewan dan tumbuhan yang bergantung dengan keberadaan hewan pengerat ini.

Hasil penelitian ini bisa juga menjadi tolak ukur untuk Badan Pertanahan Amerika Serikat yang ingin mengetahui sampai sejauh mana curah hujan mempengaruhi proses makan dan dimakan dari spesies ini dan mengeluarkan kebijakan mengatur bidang peternakan agar tercipta populasi tikus Kanguru yang sehat.

"Tanpa spesies ini seluruh ekosistem akan berpengaruh dan hal ini sangatlah jarang untuk sebuah spesies sekecil tikus Kangaroo bisa menjadi juru kunci bagi banyak spesies," ujar seorang mahasiswa kedokteran University of California, Berkeley yang bekerja sama dengan departemen kebijakan lingkungan dan manajemen.

Tikus Giant Kangaroo atau yang dikenal juga sebagai binatang pengerat di malam hari, beradaptasi di lingkungan gurun tempat mereka tinggal dengan menyadap embun dari bibit atau benih dan bernafas melalui udara lembab. Untuk makanan, tikus ini menimbun banyak rumput di luar lubang tempat mereka tinggal, yang berfungsi juga sebagai pelindung terhadap serangan tupai dan kadal San Joaquin. Bentuk tubuh tikus yang berukuran 5 inchi menjadi makanan lezat bagi binatang rubah.

Sebagai informasi, bidang peternakan mengganggu 90 persen habitat tikus Kanguru selama satu abad belakangan ini.





ENGLISH VERSION

Berlangganan Berita:



Enter your Email






Preview | Powered by FeedBlitz

Related Posts by Categories



0 komentar:

 

Hujan Kali Ini

View blog reactions Your Site Title There are currently : visitors online. Powered by Online Count.

Senandung Kala Hujan

Free Devil ani MySpace Cursors at www.totallyfreecursors.com