TOKYO - Emisi ga CO2 Jepang telah mencapai tingkat yang tertinggi. Pada Maret 2008 lalu, gas CO2 di Jepang telah mencapai angka 1,37 juta ton.
Angka ini ternyata meningkat sekira 2,3 persen dari data pada tahun fiskal yang lalu. Ini merupakan pencapaian tertinggi dari data produksi energi yang terpolusi di Jepang, menyusul ditutupnya pembangkit tenaga nuklir terbesar di dunia, yang berlokasi di Jepang, setelah gempa bumi berhasil meluluhlantakkan wilayah Jepang bagian utara.
"Penggunaan pembangkit energi bertenaga panas, untuk mengurangi kebutuhan signifikan dari pembangkit nuklir, memberikan kontribusi yang besar dalam peningkatan ini," ujar pihak kementerian lingkungan Jepang, seperti dikutip melalui AFP, Kamis (13/11/2008).
Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat emisi CO2 di Jepang telah meningkat sekira 8,7 persen dari tingkat emisi pada tahun 1990.
Di bawah amandemen Kyoto Protocol, Jepang berkomitmen untuk mengurangi tingkat emisi hingga enam persen dari rata-rata tingkat kenaikan pada tahun 2008 dan 2012. Hal ini dikarenakan sepertiga dari energi pembangkit di Jepang menggunakan pembangkit tenaga nuklir.
Para pemimpin G8 sempat mengadakan pertemuan di Jepang pada bulan Juli untuk bekerja sama mengurangi dampak CO2 hingga 50 persen pada tahun 2050. Delapan negara tersebut adalah Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, Itali, Jepang, Rusia dan Amerika.
ENGLISH VERSION
Berlangganan Berita:
Angka ini ternyata meningkat sekira 2,3 persen dari data pada tahun fiskal yang lalu. Ini merupakan pencapaian tertinggi dari data produksi energi yang terpolusi di Jepang, menyusul ditutupnya pembangkit tenaga nuklir terbesar di dunia, yang berlokasi di Jepang, setelah gempa bumi berhasil meluluhlantakkan wilayah Jepang bagian utara.
"Penggunaan pembangkit energi bertenaga panas, untuk mengurangi kebutuhan signifikan dari pembangkit nuklir, memberikan kontribusi yang besar dalam peningkatan ini," ujar pihak kementerian lingkungan Jepang, seperti dikutip melalui AFP, Kamis (13/11/2008).
Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat emisi CO2 di Jepang telah meningkat sekira 8,7 persen dari tingkat emisi pada tahun 1990.
Di bawah amandemen Kyoto Protocol, Jepang berkomitmen untuk mengurangi tingkat emisi hingga enam persen dari rata-rata tingkat kenaikan pada tahun 2008 dan 2012. Hal ini dikarenakan sepertiga dari energi pembangkit di Jepang menggunakan pembangkit tenaga nuklir.
Para pemimpin G8 sempat mengadakan pertemuan di Jepang pada bulan Juli untuk bekerja sama mengurangi dampak CO2 hingga 50 persen pada tahun 2050. Delapan negara tersebut adalah Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, Itali, Jepang, Rusia dan Amerika.
ENGLISH VERSION
Berlangganan Berita:
Print this page
0 komentar:
Posting Komentar