CLEVELAND - Bagi pria yang senang berbicara melalui ponsel dengan headset dan menaruh ponsel di saku celana, sebaiknya mulai saat ini harus mengubah perilaku itu. Pasalnya frekuensi yang dihasilkan ponsel dapat mempengaruhi kualitas sperma.
Seperti dikutip CNN, Jumat (19/9/2008) para peneliti di Cleveland Clinic, Amerika serikat� mengeluarkan hasil penelitian yang menyatakan ponsel yang di taruh di saku celana dapat menurunkan kualitas sperma.
"Kami Percaya ponsel merupakan alat yang sangat berguna dan kami menganggap aman-aman saja, tetapi ternyata hal itu dapat berakibat buruk pada kualitas sperma," kata Director of the Center for Reproductive Medicine, Ashok Agarwal.
Agarwal yang juga ketua tim peneliti, mengambil sampel cairan semen 32 pria dan membawa ke laboratorium dengan tabung dan menaruh di tempat dengan kondisi dan temperature yang sama. Di ruangan tersebut kemudian diberikan frekuensi ponsel 850 MHz selama satu jam, dengan jarak sekitar 2,5 cm. jarak tersebut dianggap mewakili jarak antara ponsel di saku dengan testis. Hasilnya banyak sperma yang mengalami penurunan kualitas termasuk jangka waktu hidup sperma.
Namun, Agarwal mengatakan penelitian itu masih terbatas dan belum dapat dibuktikan tuingkat akurasinya. Sampel yang hanya berjumlah 32 belum dapat mewakili keseluruhan.
"Kemungkinan radiasi telepon seluler memang dapat mempengaruhi kualitas sperma, terlepas dari factor lain seperti peningkatan suhu di dalam testes masing-masing pria," katanya.
Sementara itu, Juru Bicara CTIA-the Wireless Association, Joe Farren mengatakan,� hal itu harus dibuktikan lebih lanjut. Sejauh ini, ia belum melihat hubungan antara wireless dengan buruknya kesehatan.
"Kami sangat mendukung ilmu pengetahuan, sangat penting� untuk melihatnya lebih lanjut dan mendengarkan para ahli," katanya.
Seperti dikutip CNN, Jumat (19/9/2008) para peneliti di Cleveland Clinic, Amerika serikat� mengeluarkan hasil penelitian yang menyatakan ponsel yang di taruh di saku celana dapat menurunkan kualitas sperma.
"Kami Percaya ponsel merupakan alat yang sangat berguna dan kami menganggap aman-aman saja, tetapi ternyata hal itu dapat berakibat buruk pada kualitas sperma," kata Director of the Center for Reproductive Medicine, Ashok Agarwal.
Agarwal yang juga ketua tim peneliti, mengambil sampel cairan semen 32 pria dan membawa ke laboratorium dengan tabung dan menaruh di tempat dengan kondisi dan temperature yang sama. Di ruangan tersebut kemudian diberikan frekuensi ponsel 850 MHz selama satu jam, dengan jarak sekitar 2,5 cm. jarak tersebut dianggap mewakili jarak antara ponsel di saku dengan testis. Hasilnya banyak sperma yang mengalami penurunan kualitas termasuk jangka waktu hidup sperma.
Namun, Agarwal mengatakan penelitian itu masih terbatas dan belum dapat dibuktikan tuingkat akurasinya. Sampel yang hanya berjumlah 32 belum dapat mewakili keseluruhan.
"Kemungkinan radiasi telepon seluler memang dapat mempengaruhi kualitas sperma, terlepas dari factor lain seperti peningkatan suhu di dalam testes masing-masing pria," katanya.
Sementara itu, Juru Bicara CTIA-the Wireless Association, Joe Farren mengatakan,� hal itu harus dibuktikan lebih lanjut. Sejauh ini, ia belum melihat hubungan antara wireless dengan buruknya kesehatan.
"Kami sangat mendukung ilmu pengetahuan, sangat penting� untuk melihatnya lebih lanjut dan mendengarkan para ahli," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar